Memasuki tahun pesta demokrasi, banyak bermunculan bakal calon Pejabat bersliweran di ruang publik dan media sosial, baik eksekutif (Presiden & Wapres) maupun legislatif (DPR).
Mereka dan timnya dengan lihai menampilkan dirinya dengan citra yang full positif, tentu supaya publik tertarik.
Nah, acapkali membuat bingung bagi pemilih untuk menentukan pilihannya, karena masing-masing punya kelebihan, untuk itu Ulama Imam Mawardi memberi solusi,
Jika ada dua calon pemimpin, satunya pemberani dan satunya Pandai, maka Imam Mawardi dalam kitab Ahkamu Sulthoniyahnya memberi petunjuk untuk memilih sesuai keadaan saat itu.
Bila negara sedang dihadapkan pemberontakan, kejahatan, peperangan dan semacamnya maka diutamakan milih pemimpin yang pemberani.
Jika sedang dalam keadaan banyak kemerosotan pendidikan, kebodohan dimana-mana, iq rendah, marak aliran sesat. Maka milih pemimpin yang pandai diutamakan.
Pada intinya, jika terjadi banyak pilihan, Imam Mawardi memberi solusi untuk memilih sesuai keperluan bangsa untuk mengurangi potensi salah pilih.
Nah konsep milih pemimpin ala Imam Mawardi ini tidak hanya diperuntukkan negara, tapi bisa diterapkan dalam setiap kondisi yang menuntut membutuhkan pemimpin.
Bisa di terapkan juga pada kriteria Imam para jomblowati yang belum nikah, intinya kalau bingung mau nerima siapa, pilih sesusai dengan apa yang di butuhakan bukan keinginan semata.