Oleh : Mohamad Hasan Alkafrowi*
Zubad tahu betul kalau hari ini adalah hari Jumat. Ia juga baru saja menyelesaikan salat Jumat dengan sobat karibnya yang dulu satu pondok dengannya. Mereka berdua berjalan beriringan dengan mesra, mengenakan sandal swallow warna putih sedikit kehijauan dengan gaya layaknya sultan dan sarung hitam yang sepertinya sudah dua hari ini mereka pakai.
Setelah berjalan sedikit jauh dari masjid, mereka berdua berhenti di warung kopi yang biasa mereka singgahi setiap kali selesai menunaikan salat Jumat. Namanya warung Mak Ti. Orang-orang sini sudah barang tentu kenal dan hapal nama ini. Sampai ada satu-dua orang mengatakan, kalau ada yang datang ke warung ini dan mengatakan, “Buk, tumbas. Buk, tumbas …” Bisa dipastikan dia pendatang, bukan asli orang sini.
Zubad lebih dulu duduk di kursi panjang yang sudah disediakan. Wafa—temannya—menunggu Mak Ti yang masih mencuci piring di samping warung. Sambil melihat-lihat menu yang masih ada di meja.
Tak lama kemudian, mereka berdua asyik nongkrong dan saling berbagi cerita tentang semua hal yang menyangkut kehidupan mereka. Semua masalah-masalah pelik sekaligus kisah rewel istri-istri mereka didongengkan dengan ciri khas masing-masing. Saling melempar tawa adalah keharusan—kata Zubad di suatu waktu ketika sudah sumpek dengan kesibukan dan keriweuhan di rumah.
Mungkin ini adalah cara sederhana bagi mereka untuk mengamalkan Al-Qur’an surat Ad-Dhuha ayat 11, “Dan terhadap nikmat Rabb-Mu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).”
Dalam hidup, masalah demi masalah sudah pasti akan kita temui. Ujian dari Allah swt. itu nyata adanya. Dan, tugas kita—tidak kurang dan tidak lebih—adalah sebatas mensyukurinya. Bersyukur atas semua hal yang sudah diberikan oleh Allah swt. pada kita.
Bukankah ketika dua orang sudah saling mencintai, ia harus siap terluka dan bahagia karenanya?
Mungkin itu yang dirasakan oleh Zubad dan Wafa pada Tuhannya, ketika ia saling berbagi cerita satu sama lain dengan tujuan agar bisa saling mengerti sebagai santri, saling memberi semangat sebagai sahabat, dan saling mengingatkan sebagai teman.
Wallohu a’lam.
*Tim Media Pondok Bonggah Nganjuk Jawa Timur.