Ajaran untuk berkurban telah ada sebelum Islam datang. Pada masa Nabi Nuh As misalnya, setelah selamat dari badai topan, beliau memerintahkan umatnya untuk berkurban. Pada masa Islam, Rasulullah Saw berkurban setiap tahunnya. Lantas, apa saja keutamaan berkurban. Tulisan ini akan menjelaskannya
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai keutamaan berkurban, yang pertama kali diketahui adalah pengertian kurban. Kurban adalah berasal dari kata Bahasa Arab qaraba yang artinya mendekatkan diri.
Hukum kurban adalah sunah muakadah. Sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini menunjukkan tingginya keutamaan berkurban. Apalagi sampai Rasulullah Saw sampai mewajibkan dirinya. Tapi, hukum berkurban bagi untuk umat Islam adalah tetap sunnah ya.
Menurut Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki ada beberapa hal yang wajib bagi Rasulullah Saw, tapi sunah bagi umatnya. Di antaranya yaitu: Sholat Tahajud, Berkurban setiap tahun dan melakukan ibadah haji tiap tahun.
Ada yang mengatakan bahwa hukum kurban adalah sunnah kifayah. Sunnah kifayah adalah hukum sunah yang apabila sudah dilaksanakan seseorang dalam satu keluarga, maka gugur kewajiban bagi lainnya. Jika tidak satu pun yang melakukannya, maka mereka melakukan kemakruhan.
Kurban adalah ibadah paling utama di bulan Dzulhijjah. Bagi yang belum bisa pergi haji, maka ibadah kurban tidak kalah utamanya. Setelah berpuasa sunah pada hari Tarwiyah dan hari Arafah, maka kurban adalah penyempurnanya.
Hukum kurban menjadi wajib apabila telah menadzarkannya.
Sejarah Kurban
Ibadah kurban sudah ada sejak masa Nabi Adam As sebetulnya. Dulu, Qabil dan Habil diminta untuk berkurban menyerahkan hasil kerja terbaiknya. Qabil mengurbankan hewan ternak terbaiknya. Sebaiknya, Habil menyerahkan hasil panen yang buruk miliknya. Maka diterimalah, kurban dari Qabil.
Sejarah kurban dalam Islam berakar pada ibadah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim As. Kisah Nabi Ibrahim As yang mengharukan bersama putranya adalah bukti yang nyata.
Nabi Ibrahim adalah sosok nabi yang tergolong sebagai 5 rasul ulul azmi. Beliau adalah sosok yang sangat patuh pada perintah Allah Swt.
Nabi Ibrahim As bermimpi diperintahkan untuk menyembelih putranya, yakni Nabi Ismail As muda. Kecintaan kepada putranya tidak menghalangi kepatuhannya kepada Allah Swt.
Nabi Ibrahim yakin untuk melaksanakaan perintah Tuhannya. Tidak ada ragu di dalam hatinya. Begitu ujung pedang itu hampir menyentuh leher putra Nabi Ibrahim As itu, Allah Swt menggantikannya dengan seekor domba.
Kisah Nabi Ibrahim As bersama putranya inilah awal sejarah kurban dalam Islam. Rasulullah Saw
Ketentuan Kurban
Setelah mengetahui sejarah kurban, kita akan menjelaskan ketentuan kurban. Ketentuan kurban yang dimaksud di sini adalah syarat sah kurban. Kurban berbeda dengan penyembelihan hewan pada umumnya. Meski untuk diberikan kepada orang lain sepenuhnya, seperti menyembelih kambing untuk disuguhkan kepada teman misalnya. Hal ini termasuk adab-kepada-teman.
Syarat sah berkurban atau ketentuan kurban ini meliputi beberapa hal berikut:
Jenis hewan kurban
Jenis hewan yang bisa dikurbankan adalah hewan ternak berkaki empat. Seperti domba, kambing, unta, sapi dan kerbau.
Waktu pelaksanaan berkurban
Waktu pelaksanaan kurban berlaku selama empat hari. Yakni mulai pagi hari setelah melaksanakan sholat Idul Adha hingga sore hari akhir hari Tasyriq. Dalam kalender hijiriyahnya adalah tanggal 10 sampai tanggal 13 Dzulhijjah.
Ketentuan bagi orang yang berkurban
Orang yang berkurban tidak boleh menjual daging kurbannya. Dia wajib membagikannya kepada orang-orang fakir dan miskin. Orang yang berkurban disunahkan memakan bagian dari hewan kurbannya. Hal ini tidak berlaku jika kurbannya adalah nadzar.
Yang paling afdol adalah membagikan seluruh bagian hewan dan menyisakan sedikit untuk dimakan sendiri. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keberkahan atas hewan yang dikurbankan. Apabila yang disedekahkan adalah sebagian daging kurban dan memakan sebagian lainnya, maka ia akan tetap mendapatkan pahala berkurban.
Syarat Hewan Kurban
Syarat hewan kurban adalah tanggal gigi serinya. Artinya hewan tersebut sudah cukup umur. Syarat hewan yang dijadikan kurban selanjutnya adalah sehat dan tidak cacat. Ada beberapa ciri hewan yang tidak memenuhi syarat hewan kurban. Hewan jenis ini tidak bisa dijadikan sebagai kurban.
Ada empat ciri hewan yang tidak bisa dikurbankan. Apabila ditemui salah satunya, menyebabkannya tidak bisa dijadikan hewan kurban:
- Buta sebelah
- Pincang
- Sakit
- Kurus
Disunahkan ketika menyembelih hewan kurban untuk melakukan beberapa hal berikut;
- Memulai dengan membaca basmalah
- Bersholawat kepada nabi
- Menghadap kiblat
- Bertakbir
- Berdoa
Berikut redaksi doa menyembelih hewan kurban:
اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ
Allahumma hadzihi minka wa ilaika fataqobbal
Ya Allah, inilah kurbanku, yang berasal dari-Mu dan kupersembahkan kepada-Mu, maka terimalah.
Perbedaan Aqiqah dan Qurban
Aqiqah dan qurban adalah sama-sama ibadah yang maliah. Ibadah yang membutuhkan pengeluaran harta. Dalam hal ini harta yang dikeluarkan adalah dalam bentuk menyembelih dan mensedahkan kambing. Lantas, apakah perbedaan aqiqah dan qurban?.
Perbedaan aqiqah dan qurban meliputi beberapa hal berikut:
- Waktu pelaksanaan
Perbedaan aqiqah dan qurban yang paling menonjol adalah waktu pelaksanaannya. Qurban memiliki waktu khusus, yakni pada 10 hingga 13 Dzulhijjah saja. Sementara aqiqah boleh dilakukan kapan saja. Yang paling afdol adalah tujuh hari setelah kelahiran bayi.
- Hewan yang disembelih
Hewan yang boleh dikurbankan adalah kambing dan hewan-hewan ternak lainnya. Sementara dalam akikah sudah ditentukan hewannya. Untuk anak laki-laki adalah seekor kambing, sementara untuk anak perempuan adalah dua ekor.
- Tujuan
Perbedaan akikah dan kurban selanjutnya adalah terletak pada tujuannya. Jika kurban bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, maka akikah adalah wujud rasa syukur atas kelahiran bayi
Keutamaan Berkurban
Kurban memiliki beberapa keutamaan. Keutamaan berkurban ini tidak lebih rendah dari keutamaan istighfar dan ibadah-ibadah lainnya. Berikut beberapa keutamaan berkurban yang penting diketahui.
- Meningkatkan keimanan kepada Allah Swt
Kurban merupakan ibadah yang membutuhkan tidak sedikit pengeluaran harta. Tidak semua orang mampu melaksanakannya. Berkurban berarti sudah mau bersyukur atas limpahan nikmat Allah taala. Tidaklah seseorang berkurban, melainkan bertambah keimanannya kepada Allah Swt.
- Berbagi kepada sesama
Menyembelih kurban juga termasuk melaksanakan adab bertetangga. Dalam aktivitas kurban terdapat sedekah pembagian daging kepada tetangga. Upaya ini juga tergolong membahagiakan tetangga.
- Mengokohkan Ikatan Persaudaraan
Berbagi daging kurban pada hari raya juga dapat mengokohkan ikatan persaudaraan. Mulai dari proses penyembelihan, pembagian dan distribusinya adalah membutuhkan banyak tenaga. Para tetangga dan handai tolan datang untuk saling membantu.
- Menumbuhkan Sifat Dermawan
Biaya kurban yang tidak sedikit akan terasa berat bagi orang yang terdapat sifat kikir di hatinya. Melalui kurban itulah seseorang melawan sifat tamak dan kikirnya.
- Menumbuhkan Kebahagiaan di Hati
Berkumpul bersama di hari raya, saling berbagi dan saling berbagi cerita akan menumbuhkan cinta. Berkurban menjadi sebab suka cita di dalam jiwa.
- Menjadi Kendaraan Menuju Akhirat
Hewan yang dikurbankan kelak akan menjadi kendaraan di akhirat. Hewan kurban akan ditungganggi ketika melewati jembatan shiratal mustaqim.
Penutup
Demikian catatan singkat tentang sejarah, syarat dan keutamaan berkurban. Kurban adalah tentang pemberian tanpa berharap imbalan. Kurban memiliki banyak sekali keutamaan.
Melaksanakannya adalah bagian dari wujud keimanan.
Syariat memerintahkan kurban bukan tanpa alasan. Rasulullah Saw berkurban setiap tahunnya adalah wujud tingginya kesungguhan beliau dalam melaksanakan perintah Tuhan. Selain meningkatkan kualitas keimanan, kurban juga meningkatkan kualitas sosial maupun perekonomian.
Semoga kita semuanya dimudahkan dalam menjalankan ibadah kurban.
“Yang manis dengan segala janji-janjinya, akan kalah dengan yang nyata pengorbanannya”