Ketua PWNU Jatim Sebut Genggong “Pesantren Melek Teknologi”

Ketua PWNU Jatim Sebut Genggong “Pesantren Melek Teknologi”

Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, K.H. Marzuki Mustamar angkat bicara soal keunggulan kaum santri dan pondok pesantren di era milenial. Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya pada event Santri Culture Night Carnival (SCNC), Jatim Expo, Surabaya, Sabtu (29/10/2022) malam. Event yang digelar PWNU Jatim dalam rangka memperingati malam puncak Hari Santri Nasional 2022 tersebut mengusung tema “Wonderfull Santri”. Berangkat dari tema yang diusung, K.H. Marzuki Mustamar menyampaikan, selain unggul dalam bidang khazanah keilmuan Islam, kaum santri diharapkan unggul dalam berbagai bidang lain, di antaranya teknologi. Bidang yang selama ini belum mendapat perhatian secara khusus dari kaum santri.

Ketika mayoritas pesantren di Indonesia mengesampingkan penguasaan teknologi, serta hanya memiliki perhatian terhadap pengembangan khazanah keilmuan, di belahan Timur Pulau Jawa justru terdapat suatu pesantren yang sedang giat meningkatkan keterampilan dan penguasaan teknologi bagi para santrinya. Pesantren tersebut dikenal masyarakat Jawa Timur dengan sebutan Pesantren Genggong. “Selanjutnya, tantangan kita… Alhamdulillah Genggong sudah mulai, Genggong luar biasa IT nya, Genggong luar biasa penguasaan teknologi informatikanya. Dan semoga pondok-pondok lain segera menyusul,” ucap K.H. Marzuki Mustamar.

Ia menyatakan bahwa pondok pesantren yang hampir berusia dua abad tersebut menempati posisi satu langkah lebih maju dari pesantren lainnya dalam hal penguasaan teknologi. Menurutnya, pesantren yang beralamatkan Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur tersebut sangat memperhatikan bidang teknologi, di samping pusat perhatiannya terhadap ajaran salaf dalam khazanah keilmuan Islam. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan tim Kominfo Genggong yang menaungi berbagai media pondok. Melalui media-media yang digerakkan Kominfo, informasi dan pengetahuan mengalir dengan lancar ke seantero Genggong maupun luar Genggong.

Dengan mendorong para santri dalam pengoptimalan bidang khazanah keilmuan dan secara khusus terhadap bidang teknologi, Genggong berhasil meraih prestasi dalam kedua bidang tersebut. Di bidang khazanah keilmuan, Genggong berhasil menyabet juara 3 lomba esai tingkat Nasional yang diselenggarakan PW IPNU Jatim. Di bidang teknologi tidak kalah hebat, trofi juara 2 lomba vlog SCNC yang diselenggarakan PWNU Jatim berhasil diraih tim Kominfo Genggong. Kedua lomba tersebut diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional. Pencapaian tersebut menunjukan bahwa di samping pengoptimalan terhadap pengembangan khazanah keilmuan, keterampilan dan penguasaan teknologi para santri pun sangat diperhatikan oleh Genggong.

Penguasaan teknologi yang terus berkembang di Genggong senada dengan tren dakwah yang sedang viral di era milenial yakni dakwah digital. Dengan dakwah digital, kita bisa ‘mengampanyekan’ ajaran Islam Ahl As-Sunnah Wa Al-Jama’ah ke seluruh Indonesia. Tentu secara lebih praktis dan sederhana. Konsep dakwah digital mensyaratkan pesantren-pesantren yang ada di Indonesia untuk unggul dalam penguasaan teknologi guna menyampaikan dakwah Islami. Sehingga, di era milenial ini bukan saja dakwah dari kampung ke kampung yang perlu kita kerahkan, lebih dari itu, dakwah digital perlu digencarkan untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat secara luas.

Berangkat dari pembahasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa dengan penanaman dan dorongan akan penguasaan teknologi, kaum santri bisa berdakwah dengan lebih mudah yakni melalui dakwah digital. Selain itu, keunggulan santri di bidang teknologi akan meningkatkan eksistensi kaum santri di mata masyarakat umum. Untuk itu, sebagai pesantren yang maju di bidang teknologi, Genggong menjadi salah satu pesantren yang patut dicontoh oleh pesantren lain, sesuai dengan dawuh K.H. Marzuki Mustamar yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya.

Selain itu, K.H. Marzuki Mustamar menyampaikan harapannya kepada pondok-pondok pesantren yang ada di Indonesia, “Pada akhirnya, kalau kita (kaum pesantren) senantiasa unggul di berbagai bidang, maka 20 tahun kedepan kita akan melihat menteri alumni pesantren, rektor alumni pesantren, direktur rumah sakit alumni pesantren, direktur Freeport alumni pesantren, direktur Semen Gresik alumni pesantren. Kalau itu terjadi, Indonesia benar-benar baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur.” Jika sudah seperti ini, pesantren mana yang tidak mau mendukung penguasaan teknologi kepada para santrinya. Bukankah dengan teknologi kaum santri bisa menyumbangkan karyanya untuk Bumi Pertiwi? Dan semua itu bisa terwujud jika kita, kaum santri, mau melek teknologi.

 

Penulis : I. Alifi – Anggota Kominfo Pondok Putra Hafsa Genggong Probolinggo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *