Gerakan Nasional Ayo Mondok (GAM) meresmikan satu program penting, yang menjadi buah kerja sama antara GAM dengan BKKBN Jawa Timur.
Program yang bernama Pojok Bangga ini diresmikan di Jatim Expo, Surabaya, Minggu (13/04).
K.H. Zahrul Azhar Asumta, Ketua Harian GAM menyatakan, program ini merupakan bentuk kepedulian GAM atas permasalahan kependudukan dan kekeluargaan.
“Program ini adalah upaya untuk membangun keluarga yang berkualitas, menekan angka stunting, hingga menjadi solusi terkait pernikahan dini,” ujar pria yang kerap disapa Gus Hans itu.
Program Pojok Bangga ini menjadikan lembaga pendidikan, baik sekolah maupun pesantren, sebagai sasaran utamanya.
Kepala BKKBN Jawa Timur, Maria Ernawati, mendukung secara langsung program Pojok Bangga ini. Ia sendiri yang meneken kerja sama antara BKKBN Jawa Timur dengan Gerakan Nasional Ayo Mondok (GAM).
Selain dengan BKKBN Jawa Timur, program ini juga didukung oleh Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (PW GP Ansor) Jawa Timur, serta Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang.
Gus Hans menilai, Jawa Timur masih dilanda polemik tentang permasalahan pernikahan dini di berbagai daerah.
Karenanya, perlu direncanakan program-program yang langsung menyasar ini permasalahan di atas. Gerakan Ayo Mondok yang notabene dilahirkan oleh para tokoh di Jawa Timur, merasa ikut bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan ini.
“Program ini akan dijalankan di seluruh kota/kabupaten se-Jawa Timur. Terutama di daerah yang tingkat pernikahan dininya masih terhitung tinggi,” pungkas Gus Hans, yang juga aktif menjadi salah satu penasehat Media Pondok Jawa Timur.
Apa Itu Gerakan Ayo Mondok?
Perlu diketahui, Gerakan Nasional Ayo Mondok adalah gerakan yang bermula dari cita-cita para kiai pengasuh pesantren.
K.H. Sad Aqil Siroj, Ketum PBNU periode 2010-2015 & 2015-2020 mengatakan, Gerakan ini merupakan “action” dari jargon “Kembali ke Pesantren” yang dicanangkannya sejak Muktamar NU di Makassar 2010 lalu.
Cita-cita dari gerakan ini adalah menyelamatkan generasi muda dari perilaku buruk. Selain itu, menanamkan karakter yang berakhlak dan bersikap yang baik, sesuai tuntunan dari Rasulullah saw. dan para ulama.