Gerakan Ayo Mondok akan menggelar pertemuan besar dengan para pengasuh pondok pesantren. Pertemuan ini akan membahas isu penting tentang kepercayaan publik terhadap pesantren. “Isu-isu permasalahan pesantren seperti kekerasan seksual, bullying dan lain-lain harus segera direspons secara strategis,” tegas K.H. Zahrul Azhar Asumta, Ketua Harian Gerakan Ayo Mondok (GAM).
Rencana ini diungkapkan Gus Hans, sapaan beliau, dalam Silaturahim dan Halalbihalal Sothel Group di Pondok Pesantren Al-Fatah, Magetan, Rabu (23/04).
Isu ini harus direspons dengan strategis dan segera, ujarnya, karena sangat berkaitan dengan kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan pesantren.
Sebagai langkah konkret, lanjut Gus Hans, GAM akan menggelar pertemuan dengan para pengasuh pondok pesantren di bulan Mei esok. Pertemuan ini diadakan di Pondok Pesantren Al-Amin, Ngasinan, Kediri.
Di pesantren yang diasuh oleh K.H. M. Anwar Iskandar ini, GAM bersama para pengasuh pesantren akan membahas upaya pencegahan kekerasan seksual di pesantren. Dialog tentang isu ini akan dipimpin langsung oleh Alissa Wahid, seorang psikolog nasional yang juga putri sulung K.H. Abdurrahman Wahid, presiden keenam Republik Indonesia.
Pertemuan ini akan bertajuk “Muhalaqoh: Muhasabah dan Halaqoh”. GAM akan menghadirkan Raffi Ahmad, influencer yang juga Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.
Hadirnya Raffi Ahmad ini diharapkan mampu membuka pandangan para pengasuh pesantren tentang penguasaan dunia multiplatform dan media sosial. Sehingga, pesantren akan semakin adaptif terhadap perkembangan dunia digital dan selalu relevan dengan perkembangan zaman.
Gerakan Ayo Mondok terus berupaya untuk membakar semangat pesantren agar terus cakap dalam membangun citra pesantren di mata masyarakat banyak.
K.H. Luqman Harits Dimyathi, pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas yang juga inisiator utama Gerakan Ayo Mondok, tidak lelah untuk terus menyadarkan pentingnya persatuan pesantren dalam mencetak generasi masa depan Indonesia.
Kiai Luqman, sapaan beliau, menekankan bahwa pesantren adalah tempat terbaik bagi masyarakat untuk menanamkan akhlak dan ketakwaan pada anak-anak mereka. Karenanya, pesantren harus memperkuat citra mereka sebagai lingkungan yang aman dan nyaman dalam mendidik para santri.
Gerakan Ayo Mondok yang dipimpin oleh Kiai Luqman dan Gus Hans ini, terus menjaga momentum bagi pesantren untuk terus berbenah diri. Pesantren harus meningkatkan kualitas pendidikan, dan merangkul era digital tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur pesantren. Sinergi antara ulama, tokoh publik dan media harus terus digalakkan. Sehingga generasi muda tidak kehilangan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan relevan.