Halaqoh MPJ – Di era sekarang, perkembangan dunia financial technology terus mengalami perkembangan yang signifikan. Salah satunya adalah aplikasi dompet digital bernama “E-Maal” atau electric maalun. Aplikasi karya santri Pondok Pesantren Sidogiri ini hadir sebagai solusi untuk memperbaiki manajemen pengelolaan keuangan santri.
“E-maal berawal dari keresahan para wali santri yang menyampaikan kritikannya di tahun 2017 mengaku bahwa anaknya sering kehilangan uang,” ungkap M. Barizi Dhofier, Public Relation PT. Sidogiri Fintech Utama kepada Media Pondok Jatim, Jumat (23/12/22).
Barizi melanjutkan, selain kasus kehilangan uang juga banyak wali santri merasa anaknya tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik. Sehingga banyak santri mengalami kehabisan uang sebelum waktunya memperoleh kiriman rutinannya lagi.
“E-maal kemudian hadir menyasar para santri dengan meluncurkan produk berupa dompet digital berbentuk kartu e-money,” jelasnya
Terkait mengapa memilih membuat kartu pembayaran elektrik untuk hadir menyasar santri. Dirinya mengungkapkan bahwa hampir setiap pesantren umumnya memiliki aturan bahwa santri tidak boleh menggunakan alat komunikasi berupa handphone di lingkungan pesantrennya.
Dengan hadirnya kartu tersebut, Barizi menjelaskan bahwa para wali santri selanjutnya cukup melakukan top up ke akun E-maal milik santri tersebut melalui transfer bank maupun dengan mengunjungi merchant yang sudah bekerjasama, salah satunya Toko Basmalah.
“Emaal berfungsi sebagai alat transaksi sehari-hari para santri untuk berbelanja kebutuhan pribadi di koperasi pesantren maupun melakukan berbagai pembayaran lainnya,” kata Barizi.
Umumnya sebuah aplikasi dompet digital, E-maal memiliki beragam fitur-fitur penunjang. Mulai dari transfer bank, pembelian pulsa dan paket data, payment point online banking (PPOB), pembayaran tiket, hingga fitur zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ZISWAF).
Satu sampai dua tahun berselang, tepatnya di tahun 2018-2019, E-maal sudah familiar digunakan oleh para wali santri se-Pesantren Sidogiri dengan menjangkau lebih dari 25.000 santri.
“Ketika pandemi tiba, E-maal mendapatkan tantangan baru akibat adanya aturan PSBB. Sehingga menyebabkan sulitnya melakukan top up. Tantangan itu akhirnya terjawab dengan mentransformasikan E-maal menjadi aplikasi dompet digital yang bisa ditop up secara real time kapanpun dan dimanapun,” jelasnya
Saat ini, E-maal bisa digunakan oleh siapapun dan dapat bekerjasama dengan pihak manapun untuk mau mulai menerapkan budaya transaksi tanpa tunai terutama untuk pondok pesantren yang ada di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.
“Sejauh ini kami sudah bekerjasama dengan sembilan pesantren di Jawa Timur untuk memudahkan pengelolaan keuangan para santri dan pengurus pesantren,” tambah Barizi.
Barizi berharap, semoga produk-produk hasil karya santri seperti ini mendapat dukungan dari banyak pihak, utamanya para pengurus pesantren.
“Dengan mendukung para santri yang berjihad di dunia teknologi, produk E-maal ini contohnya, kelak peran santri akan jauh lebih bermakna,” pungkasnya.
Penulis : Cheppy Eka Junior, Anggota Media PP. Sabilurrosyad Gasek Malang
Editor : Divisi Pers MPJ Fest 22