Suatu hari saya pernah bercerita kepada mama saya tentang pengalaman karantina pemilihan Gus & Yuk Kota Mojokerto pada tahun 2017 saat berkunjung ke Panti Jompo yang bertempat di daerah Kelurahan Magersari. Pembahasan ini berlangsung di dapur saat akan memasak makanan untuk makan malam.
“Mbak kan pernah berkunjung ke Panti Jompo saat karantina Gus & Yuk dulu, coba ceritain pengalamannya mbak ke mama dong selama berkunjung ke sana,” ucap mama.
“Hmm, di sana itu banyak banget lansia yang sangat senang ketika kami berkunjung ke Panti Jompo yang sekarang ini mereka anggap layaknya rumah sendiri. Mungkin kunjungan kami juga menjadi obat penawar rindu akan suasana kampung halaman mereka. Kedatangan kami juga disambut hangat oleh petugas Panti Jompo,” jawabku.
Namun sepertinya mama masih penasaran dengan alasan atau sebab kakek dan nenek yang tinggal di Panti, kemudian mama bertanya lagi kepadaku.
“Apa mbak pernah tanya ke petugas di Panti Jompo alasan mengapa kokbisa kakek dan nenek yang berada di sini tidak tinggal di rumah mereka sendiri, selayaknya kakek dan nenek yang lebih menghabiskan waktu di rumah bersama anak serta cucu mereka?” tanya mama penasaran.
“Ya, aku pernah bertanya kepada petugas di sana. Mereka bilang adanya kakek dan nenek yang tinggal di Panti Jompo disebabkan beberapa faktor. Seperti perekonomian keluarga mereka yang kurang mampu untuk mencukupi kehidupan anggota keluarga yang terlalu banyak, terus ada juga karena mereka tinggal sebatang kara. Maka dari itu para tetangga mereka berinisiatif untuk menitipkan kakek atau nenek tersebut agar ada yang merawat mereka dengan sepenuh hati dan masih banyak lagi,” ujarku.
Setelah membahas tentang beberapa faktor penyebab para kakek dan nenek yang dirawat di Panti Jompo, sepertinya mama mulai penasaran tentang beberapa fasilitas yang ada pada Panti Jompo, kemudian mama bertanya lagi kepadaku.
“Mbak kalau melihat fasilitas yang ada di sana, menurut mbak apakah kualitas fasilitasnya baik dan layak pakai bagi mereka? Karena kan fasilitas juga perlu diperhatikan, apalagi mereka juga sudah memasuki umur senja yang artinya tubuh mereka juga rentan mengalami penurunan sistem imun,” tanya mama dengan nada khawatirnya.
“Mama tidak perlu cemas, karena di kawasan lingkungan Panti Jompo menurutku bersih, nyaman, aman, dan fasilitasnya lengkap serta memadai, karena Panti Jompo juga masih di bawah naungan Dinas Sosial yang pastinya pemerintah juga memperhatikan kenyamanan mereka dari segi sandang, pangan, dan papannya. Tapi terkadang juga ada beberapa dari visitor memberikan sedikit bantuan berupa sejumlah nominal uang, baju, bahan makanan baik berupa bahan mentah maupun yang siap makan,” tuntasku.
Sambil kami merampungkan persiapan hidangan makan malam, mama dan aku pun menarik kesimpulan dari perbincangan kami, lebih tepatnya untuk memberikan petuah kehidupan untukku.
“Mereka kasihan sekali ya, Ma, di usia senja yang seharusnya punya banyak waktu untuk keluarga dan menghabiskan waktu dengan cucu mereka, malah ditempatkan di tempat asing yang jauh dari lingkungan tempat tinggal asli dan keluarga sendiri,” renungku.
“Oleh karena itu, mbak harus banyak bersyukur karena tidak semua orang memiliki nasib yang beruntung seperti kita, mungkin sekarang kita di sini lagi bersenang-senang tapi belum tentu orang lain juga merasakannya. Mungkin ada yang sedang tertimpa musibah atau juga sedang sakit. Kita juga sudah seharusnya untuk menyayangi, mengasihi, dan membantu orang terdekat mulai dari keluarga atau pun orang disekitar kita selagi kita mampu dan diberi umur panjang.”
Demikianlah cerita singkat pengalaman saya, semoga kita semua tidak akan lupa dengan pentingnya mengucapkan rasa syukur di manapun dan kapanpun berada.
Penulis: Sefhirany Bunga I. Anggota Media