Di Hadapan Insan Media Pondok se-Jatim, D. Zawawi Imron Sebut Santri adalah Sastrawan

Di Hadapan Insan Media Pondok se-Jatim, D. Zawawi Imron Sebut Santri adalah Sastrawan

“Yang sangat saya cintai, yang sangat saya contoh akhlak dan budi pekertinya, yang ingin saya contoh semangat perjuangannya, yang ingin saya contoh rasa cintanya pada kaum masyayikh yaitu yang berada di depan kita, pimpinan pesantren amanatul ummah yang tidak lain adalah Almukarrom Dr. KH Asep Saefudin chalim. Beliau mendirikan pesantren ini, mengubah gunung dan belantara ini menjadi sebuah kampus. Yang indah bukan hanya indah dipandang mata tapi nyaman rasanya menjadi tempat tinggal para santri.” Demikianlah ceramah sastra D. Zawawi Imron dalam lanjutan acara di Festival Media Pondok Jatim pada Sabtu, (24/12) 2022 Siang, di Institut Pesantren KH. Abdul Chalim.

Kiai asal Sumenep ini juga memaparkan bahwa sastra adalah bentuk masdar dari fiil madhi sastri (baca; bahasa sanksekerta). Apa itu sastri? Beliau memaparkan bahwa sastri adalah orang yang belajar kalimat suci dan indah. Jadi, jika ada orang yang belajar agama yang lantas menjadikannya sebagai manusia yang berkata suci dan indah maka manusia yang demikian bisa dikatakan sebagai sastri, karena lidah jawalah, kata sastri tersebut menjadi santri dan pesantren adalah tempat santri, manusia yang belajar agama, kalimat suci dan indah.

Dalam ceramah sastra tersebut, Yai Zawawi juga memberikan contoh tentang betapa sastranya Alquran dengan memberikan beberapa ayat Alquran dalam satu surah.

“Demi langit dan kejora malam. Tahukah kau, apakah kejora malam? Ialah bintang yang menembuskan alam, jika setiap yang bernyawa merasa ada penjaganya nah itulah manusia berfikir dari apa ia diciptakannya. Manusia diciptakan dari air lata yang mengaliri antara sela iga dan tulang dada.”

Afaroaytumu maa alladzi tasyrobuhum waantum anzaltumuhu minal muzni annahnulmunzilu?; hai manusia, hai kamu. Apakah kamu tidak memperhatikan terhadap air yang engkau minum? Tahukah kamu menurunkannya? Dari mendung yang hitam itu ataukah aku?

Afaroaytum ma tahruzu waantum tazrounahu amnahnu munzilhu?; Apakah kamu tidak melihat, tidak memperhatikan terhadap biji yang kamu tanam. Kamukah manusia yang menumbuhkannya ataukah Aku?

Bahkan selembar daun kering dalam hutan di musim kemarau pun tidak akan gugur ke bumi tanpa izin-Nya.

Beliau juga menyampaikan bahwa selain gusdur, Yai Asep Syaifuddin Chalim adalah orang yang mempunyai semangat belajar yang tinggi sekali. Inspirasinya itu ada di kitab ta’limul muta’allim, karangan Syekh Imam Azzarnuji.

Buah kemomo buah tomat

Di atas nyiur coba letakkan

Kalau ilmu ingin manfaat

Hormati guru sebagai pahlawan

Dalam pemaparannya tesebut, peraih penghargaan sastrawan se-Asean menyampaikan bahwa Surat Al-Fatihah yang dikrimkan kepada guru itu adalah tanda jasa paling tinggi melebihi tumpukan emas yang setinggi gunung Semeru.

Beliau menegaskan lagi, “Bahwa dengki terhadap guru itu mempunyai banyak konsekuensi, mulai dari akan lupa terhadap ilmu, ilmunya menjadi tidak bermanfaat, omongannya tidak akan pernah didengar sama orang, sampai ke yang paling berat, matinya su’ul khotimah.” Tegasnya.

Apa rahasia sukses D. Zawawi Imron menjadi penyair terbaik di Asean? Beliau menjawab: “Karena yang menulis bukan saya, melainkan anaknya ibu saya.” Pungkasnya.

Pewarta: Afrou

Editor: Ahmad Nahrowi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *